Kendaraan listrik memiliki potensi besar berkembang di Indonesia. Penjualan mobil listrik terus meningkat, dengan data GAIKINDO menunjukkan lonjakan dari 121 unit pada 2020 menjadi 395 unit pada Mei 2021, di luar penjualan hybrid dan plug-in hybrid yang sudah melampaui 1.000 unit. PLN juga memperkirakan pertumbuhan signifikan kendaraan listrik, dari 689 unit pada 2021 menjadi 65.000 unit pada 2030. Pemerintah mendukung melalui regulasi seperti Perpres 55/2019 dan insentif fiskal untuk mempercepat adopsi teknologi ini.
Harga baterai, yang mencakup 35% biaya produksi mobil listrik, terus turun secara signifikan. BloombergNEF mencatat harga baterai lithium-ion menurun hingga 89% dalam satu dekade terakhir, dan diproyeksikan mencapai USD 73/kWh pada 2030. Penurunan ini dipicu efisiensi produksi, skala ekonomi, dan inovasi teknologi. Meskipun harga mobil listrik saat ini relatif tinggi, penurunan biaya baterai dan subsidi pemerintah diharapkan dapat meningkatkan daya saing kendaraan listrik di pasar.
Indonesia memiliki keuntungan strategis dalam industri kendaraan listrik berkat cadangan nikel yang melimpah. Nikel merupakan bahan utama baterai listrik, dengan potensi bijih laterit nikel mencapai 6,5 miliar ton. Dengan sumber daya ini, pemerintah berupaya mempercepat pengembangan industri baterai sebagai fondasi pertumbuhan kendaraan listrik nasional. Kerja sama antar sektor diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama di industri kendaraan listrik ASEAN.
Sumber: katadata.co.id