Industri makanan dan minuman (mamin) Indonesia tetap menunjukkan potensi yang kuat meskipun berada di tengah ketidakpastian pasar global. Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, menyatakan bahwa sektor ini masih menarik bagi investor, baik domestik maupun asing. Pada kuartal III/2024, investasi domestik langsung (DDI) di sektor mamin tercatat sebesar Rp19,8 triliun, meningkat 19,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, investasi asing langsung (FDI) juga tumbuh sebesar 17% yoy pada periode yang sama.
Menurut Josua, industri mamin Indonesia merupakan salah satu kontributor terbesar dalam ekspor sektor manufaktur, dengan kontribusi mencapai 40,2% terhadap PDB industri pengolahan non-migas pada kuartal III/2024. Ini menunjukkan peran penting sektor ini dalam mendukung perekonomian negara. Selain itu, tingginya konsumsi domestik dan daya beli masyarakat juga turut mendorong pertumbuhan industri ini, menjadikannya salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi.
Namun, sektor mamin juga menghadapi tantangan, seperti lonjakan harga bahan baku dan ketergantungan pada impor, seperti gula dan bahan kimia dasar, yang dapat meningkatkan biaya produksi. Meski begitu, proyeksi penurunan harga komoditas pertanian dapat membantu mengurangi tekanan tersebut. Secara keseluruhan, dengan tren investasi dan konsumsi yang terus meningkat, sektor makanan dan minuman diprediksi akan terus memberikan kontribusi besar terhadap PDB Indonesia.
Sumber: Ekonomi.com