Indonesia berupaya menjadi pemain kunci di pasar kendaraan listrik (EV) global dengan target untuk mengekspor 200.000 mobil listrik pada tahun 2025, mencakup hampir 20 persen dari total ekspor mobil tahunan negara ini. Pada tahun 2019, sekitar 15.500 sepeda motor listrik dan 24 mobil penumpang listrik berhasil terjual, menandai langkah penting menuju transportasi berkelanjutan.
Komitmennya untuk melawan perubahan iklim menjadi fokus utama dalam agenda Indonesia. Sebagai pihak yang menandatangani Perjanjian Paris, Indonesia juga telah meratifikasi Kontribusi Penentuan Nasional (NDC) pada tahun 2016, yang menguraikan target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030, atau 41 persen dengan bantuan internasional. Indonesia mengadopsi upaya global untuk mengadopsi kendaraan listrik (EV) dengan memperkenalkan kendaraan listrik di bawah skema Kendaraan Bermotor Rendah Emisi Karbon (LCEV), yang merupakan evolusi dari inisiatif Mobil Hemat Energi dan Ramah Lingkungan (LCGC) yang sudah ada.
Pada tahun 2030, Indonesia bermimpi mencapai beberapa tujuan kunci, seperti produksi mandiri lokal untuk bahan baku dan komponen kunci kendaraan listrik, meningkatkan produktivitas sektor sepanjang rantai nilai, menjadi pusat ekspor otomotif terkemuka, dan menegaskan posisinya sebagai pemimpin regional dalam produksi kendaraan listrik. Rencana strategis ini mencerminkan komitmen Indonesia terhadap manufaktur ramah lingkungan, sejalan dengan tujuan internasional sambil mendorong pertumbuhan ekonomi melalui praktik berkelanjutan.
Sumber: KPMG Indonesia