Tantangan Utama Dalam Industri Manufaktur
Industri manufaktur merupakan kelompok usaha yang bergerak di bidang pengolahan bahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sehingga membuat harga sebuah barang bertambah tinggi. Di dalamnya terdapat beragam perusahaan yang memproduksi barang-barang yang berbeda.
Di Indonesia, perkembangan industri ini terus mengalami peningkatan sehingga memberikan dampak yang cukup signifikan. Namun, hal ini bukan berarti bahwa industri manufaktur tidak mempunyai hambatan. Ada berbagai tantangan industri manufaktur yang dihadapi di Indonesia. Apa saja? Berikut ulasannya!
1. Prediksi Permintaan Produk
Salah satu masalah utama yang sering kali dihadapi oleh para pelaku industri manufaktur saat ini yaitu sulitnya memprediksi permintaan pelanggan. Hal ini bisa jadi dikarenakan tidak adanya alat pelaporan dengan sistem yang canggih untuk melakukan prediksi terhadap barang yang mereka jual selama beberapa waktu ke depan. Hasilnya, produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan permintaan yang ada.
2. Kontrol Terhadap Persediaan
Bukan hanya itu, pengontrolan terhadap sistem persediaan yang ada menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur di Indonesia. Meskipun saat ini telah ada berbagai teknologi yang membuat proses penyediaan menjadi lebih sederhana, beberapa industri kecil belum sanggup untuk menjalankan teknologi ini karena mahalnya biaya yang harus dikeluarkan.
3. Pengelolaan Prospek Penjualan
Selain prediksi terhadap permintaan produk, pengelolaan dan prioritas prospek penjualan menjadi tantangan tersendiri terhadap industri manufaktur. Pasalnya, perusahaan kerap kali melakukan prospek dengan cara yang masih sama.
Padahal setiap prospek mempunyai karakter, kebutuhan, serta preferensi yang berbeda-beda. Perusahaan pun juga sering kesulitan dalam mengidentifikasi prospek-prospek yang berpotensi menghasilkan nilai lebih sehingga mereka hanya fokus pada hal-hal yang tidak memiliki peluang.
4. Peningkatan Return on Investment (ROI)
Sudah bukan rahasia lagi jika ROI atau pengembalian nilai investasi menjadi fokus utama semua perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai tujuan masing-masing dalam peningkatan ROI di mana langkah yang sering ditempuh adalah dengan memperbanyak produksi atau meningkatkan nilai sebuah produk.
Sayangnya, langkah tersebut tidak efektif apalagi dengan kondisi ekonomi yang kerap tidak menentu. Hasilnya, produk yang ada pun tidak laku disebabkan daya beli konsumen yang juga ikut menurun.
5. Penambahan Tenaga Kerja Berkualitas
Tidak dapat dimungkiri jika penggunaan mesin dalam sistem produksi menggantikan peran karyawan di dalam perusahaan. Namun bukan berarti bahwa tenaga manusia telah digantikan oleh mesin. Bagaimanapun kemampuan sumber daya manusia tetap dibutuhkan untuk menganalisis dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam rantai produksi.
Permasalahan yang terjadi adalah kurangnya tenaga kerja yang berkualitas sehingga tidak sedikit perusahaan memerlukan penambahan karyawan. Maka dari itu, perusahaan perlu melakukan cara-cara kreatif dalam merekrut karyawan yang berkualitas, misalnya menggunakan media online untuk menyebar lowongan pekerjaan.
6. Pengembangan Efisiensi Dalam Pabrik
Terakhir, permasalahan lain sering dihadapi oleh perusahaan adalah pengembangan efisiensi di dalam pabrik. Pasalnya, anggaran yang harus dikeluarkan untuk meningkatkan efisiensi kinerja dalam pabrik tergolong tinggi.
Salah satu lokasi pabrik manufaktur di Indonesia yang tergolong efisien namun tidak mengabaikan kualitas adalah di Karawang New Industry City (KNIC). Kawasan yang terletak di Jawa Barat ini mengusung banyak kelebihan termasuk teknologi dan sistem yang terintegrasi kelas dunia sehingga kehadiran infrastruktur kelas dunia terlihat jelas di tempat ini.
Beragam perkembangan tren teknologi terbaru terus dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang ada di KNIC untuk meningkatkan efisiensi dalam rangka memenuhi permintaan konsumen. Lokasi strategis yang dekat dari jalan tol, LRT Jabodetabek, stasiun kereta, bandar udara, dan pelabuhan memudahkan pengiriman barang ke mana-mana.
Selain bertujuan untuk mendukung kinerja sebuah perusahaan manufaktur, KNIC juga hadir untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi daerah serta menghadirkan Multiplier Effect yang berguna bagi perkembangan sosio-ekonomi di Karawang dan daerah-daerah di kawasan Jawa Barat.